CBMH UGM. Dalam rangka rangkaian kegiatan Blok Elective S1 Pendidikan Dokter dengan judul Green Healthcare Challenge (GHC), Center for Bioethics and Medical Humanities, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), menggelar seminar dan webinar bertajuk The Green Healthcare: A Moral and Ethical Action. Praktik pelayanan kesehatan mempunyai prinsip yang salah satunya adalah do no harm, tapi kenyataannya dalam proses delivery care di rumah sakit banyak potensi doing harm terhadap lingkungan. Sebagai contoh adalah penggunaan energi dan air yang tidak efisien hingga produksi limbah medis baik padat, cair ataupun gas yang berbahaya bagi lingkungan jika tidak diolah dengan baik. Hal tersebut dapat diminimalisir apabila suatu rumah sakit menerapkan konsep green hospital, namun sayang belum banyak yang menjadikan konsep ini sebagai prioritas. Industri kesehatan sendiri menyumbang 4-6% carbon footprint yang setara dengan emisi 514 PLTU selama satu tahun.
Kegiatan ini didasarkan pada fakta bahwa saat ini perubahan iklim sedang terjadi dan menjadi isu global. WHO mengadakan kampanye bahwa isu perubahan iklim adalah isu hak asasi manusia serta SDGs menempatkan climate action pada poin 13 untuk dicapai pada tahun 2030. Perubahan iklim juga merupakan isu kesehatan karena dampaknya begitu besar, mulai dari perubahan pola penyakit menular, peningkatan beban pasien penyakit kronis, peningkatan stress dan PTSD hingga penurunan kualitas udara yang mengancam pasien asma dan PPOK.
Acara seminar dan webinar ini diselenggarakan pada Kamis (19/12) di Ruang Auditorium Gedung Pascasarjana Tahir Foundation lantai 1. kegiatan ini merupakan acara puncak dari Blok Elektif GHC yang perdana dilaksanakan pada tahun 2019 dan diikuti 36 mahasiswa. Selama 3 minggu mahasiswa melakukan aktifitas perkuliahan bersama para ahli dari berbagai bidang ilmu termasuk: public health, global health, ecology, psychiatry, anthropology, philosophy dan bioethics, dll. Kegiatan perkuliahan lebih banyak mengajak mahasiswa untuk berdiskusi, refleksi diri (membaca literatur dan menonton film), dan aktif kampanye tentang perubahan iklim melui media sosial (@cbmh_ugm). Dalam kegiatan ini mahasiswa memaparkan hasil group project mereka dalam upaya green healthcare dalam bentuk video dan presentasi dihadapan tamu undangan dan perwakilan AHS FK-KMK UGM.
Dalam sambutannya, dr. Wika Hartanti, MIH., selaku ketua tim koordinator blok GHC memaparkan tentang pentingnya andil berbagai pihak dalam upaya menghadapi climate emergency termasuk dari profesional kesehatan. Fakta menyebutkan bahwa sektor kesehatan berperan menyumbang carbon footprint yang cukup besar dan mengalami dampak kesehatan yang nyata. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab moral bersama untuk menggalakkan aksi dalam isu perubahan iklim.
Acara ini dibagi menjadi dua sesi panel. Panel pertama dengan tema: Rethinking healthcare in responds to climate crisis, dipimpin oleh Dr. Mubasysyir dengan pembicara Dr. Suherman, MKM yang merupakan ketua dari Health Promoting Hospital Indonesia dan Indonesian chair Health Care Without Harm, beliau menyampaikan materi mengenai The Global Movement and Indonesia’s Position towards Green Healthcare. Materi kedua disampaikan oleh Ir. Adi Utomo H. March, IAI dari fakultas Arsitektur UGM dengan topik Green Building Architecture for Green Hospital. Materi ketiga disampaikan oleh Prof. Soenarto, Sp.THT tentang Bioethics’s Role to Advocate Healthcare without Harm. Pesan penting dari sesi ini disampaikan oleh Dr. Mubasyisyir bahwa satu hal yang terkadang luput ketika membahas perubahan iklim adalah munculnya kesenjangan sosial termasuk kesenjangan bidang kesehatan. Masa depan ada ditangan kita manusia yang hidup saat ini, ketika saat ini kita merusak alam berarti kita sudah berbuat tidak adil terhadap generasi masa depan.
Panel kedua dengan tema: Small steps towards Green Healthcare. Panel ini diawali oleh Prof. Dr. dr. Hari Kusnanto, SU yang pernah menjabat sebagai kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM yang memberikan pemaparan mengenai pengalaman dan perspektif beliau tentang langkah yang sudah dilakukan UGM dan RSUP Dr. Sardjito dalam upaya mewujudkan green healthcare. Sesi 2 dilanjutkan dengan eksibisi hasil group project mahasiswa GHC.
Terdapat 4 ide group project yang ditampilkan oleh mahasiswa yang didasarkan pada pengalaman perkuliahan serta field visit ke RSUP Dr. Sardjito dan RSA UGM sehingga konsep ide ini utamanya untuk diaplikasikan di fasilitas kesehatan. Ide pertama berjudul HOMPIMPAH(Hayo Pintar Memilih Sampah) berupa lomba menggambar oleh pasien di bangsal anak serta mainan edukatif pemilihan sampah, harapannya program ini sebagai sarana edukasi kepada anak dan orang tua yang menemani anak-anak bermain HOMPIMPAH. Group Project kedua tentang Internet POSITIP (Plastic Overload Solved by Technology in People) dengan upaya pemasangan video edukasi tentang climate change sebelum mengakses wifi gratis. Project selanjutnya dengan tagline ICE (Irit energy – Cuci botol minum – Enyahkan plastik sekali pakai) yang diaplikasikan melalui poster, dalam rangkaian program ICE mahasiswa mengusulkan untuk memberikan akses air gallon di beberapa tempat strategis di RS serta konsep rental tas tenteng. Ide keempat adalah TEMANAMANdimana mengusulkan konsep tanaman sebagai teman dengan membentuk community gardening di lingkungan RS serta menggabungkan program healing garden dengan sensory garden untuk rehabilitasi medis. Keempat ide tersebut mendapat atensi dan apresiasi dari para guru besar dan perwakilan AHS yang hadir, beberapa rumah sakit berminat untuk mengaplikasikan ide mahasiswa tersebut di rumah sakit mereka. Komunitas AHS berharap pada FK-KMK UGM mempelopori dan menginisiasi gerakan Green Healthcare secara lebih luas dan berkelanjutan. (Galuh Dyah/RA)