Yogyakarta, 18 November 2024 – Pusat Bioetika dan Humaniora Kesehatan (CBMH) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan lunch discussion dan sharing of experience bersama Prof. Christoph Stückelberger, pendiri dan Honorary President dari Globethics. Diskusi yang berlangsung di Gedung Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM ini berfokus pada metode pengajaran etika serta bagaimana kebijakan berbasis etika dapat diterapkan di berbagai sektor. Acara ini dihadiri oleh akademisi, praktisi, dan anggota komite yang bergerak di bidang bioetika dan humaniora kesehatan.
Diskusi menyoroti tentang kebutuhan untuk memperkuat edukasi bioetika di berbagai tingkat, mulai dari siswa hingga pengambil kebijakan. Diskusi pertama menekankan pada pentingnya pengajaran etika yang relevan dan praktis. Prof. Christoph menekankan bahwa pendidikan etika sebaiknya dimulai dari pengenalan dilema nyata yang dihadapi masyarakat sehari-hari, seperti aksesibilitas layanan kesehatan dan biaya teknologi medis. “Etika harus diajarkan dengan cara yang mendekatkan teori ke kenyataan, agar siswa tidak hanya memahami konsepnya tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata,” jelas Prof. Christoph. Para peserta sepakat bahwa pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga mendorong pembentukan nilai-nilai etika dalam setiap individu. Selain itu, disampaikan pula pentingnya pengembangan panduan pelatihan dan integrasi materi etika di kurikulum pendidikan untuk memperkuat dasar-dasar bioetika di masyarakat.
Selanjutnya, diskusi beralih mengenai pembuatan kebijakan kesehatan yang bertujuan menciptakan regulasi yang adil dan transparan. Salah satu isu utama yang dibahas adalah dampak korupsi di sektor kesehatan dan infrastruktur, yang sering kali menghambat keadilan dalam pelayanan publik. Prof. Christoph menegaskan perlunya kebijakan yang dirancang untuk meminimalkan risiko korupsi dengan memperkuat regulasi dan pengawasan. “Korupsi tidak hanya melukai kepercayaan masyarakat, tetapi juga menghambat akses mereka terhadap layanan penting. Ini adalah tantangan etika yang membutuhkan solusi berbasis nilai-nilai moral,” ujar Prof. Christoph.
Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, M.A., direktur CBMH UGM, menyampaikan bahwa pertemuan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kolaborasi antara CBMH dan Globethics. “Kami sangat mengapresiasi diskusi ini karena membuka wawasan baru tentang bagaimana pengajaran dan kebijakan etika dapat saling mendukung. Harapannya, hasil diskusi ini dapat menjadi landasan untuk memperkuat peran bioetika dalam pendidikan dan kebijakan nasional,” ungkapnya.
Diskusi ini diakhiri dengan refleksi tentang pentingnya kerja sama lintas sektor dan pengembangan panduan pelatihan untuk mendukung pengajaran etika secara menyeluruh. Melalui kegiatan seperti ini, CBMH UGM terus berkontribusi dalam mempromosikan bioetika sebagai fondasi untuk pendidikan dan kebijakan publik yang berkelanjutan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program dan kegiatan serupa, silakan hubungi:
Center for Bioethics and Medical Humanities UGM
Email : cbmhfkugm@ugm.ac.id
Instagram : cbmh_ugm
Youtube : CBMH UGM