Yogyakarta, 20 Desember 2024 — Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH UGM) menggelar diskusi finalisasi tanggapan terhadap dokumen UNESCO Preliminary Report on the First Draft of The Recommendation on the Ethics of Neurotechnology dengan lancar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan tanggapan dan masukan tertulis perbaikan draft rekomendasi etika neuroteknologi yang akan dikirimkan ke UNESCO yang nantinya dijadikan pedoman etika neuroteknologi. Acara ini dihadiri oleh tim UNESCO Chairs Bioethics UGM, pihak pemangku kepentingan, pembuat kebijakan, dan pakar praktisi dalam aplikasi neuroteknologi di Indonesia. Kolaborasi ini mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 17 yaitu patnership for goals dengan memperluas kerja sama untuk pembangunan berkelanjutan.
Tanggapan dan masukan yang diberikan mencakup dokumen Preliminary Report on the 1st Draft of the Recommendation on the Ethics of Neurotechnology dan First Draft of the Recommendation on the Ethics of Neurotechnology. Poin utama yang disoroti adalah perlunya perluasan ruang lingkup dokumen tersebut, diikuti dengan penegasan mengenai definisi, tujuan, serta pentingnya penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan budaya lokal. Hal ini didasarkan pada adanya perbedaan nilai dan standar antara negara berkembang dan negara maju.
Kebijakan tersebut perlu mencakup pembentukan badan pengawas internasional yang bertanggung jawab terhadap etika neuroteknologi. Selain itu, diperlukan rekomendasi yang secara eksplisit melindungi kelompok rentan, individu dengan penyakit kritis, dan pasien dengan kondisi mati batang otak. Dukungan juga diperlukan dalam pemanfaatan teknologi di bidang neurologi, termasuk melalui pendidikan dan pelatihan bagi ahli bedah saraf. Pada tahap pengembangan neuroteknologi, aspek privasi, kesejahteraan, penerimaan, serta kemudahan penggunaan dari perspektif pengguna harus selalu menjadi perhatian utama. Dalam implementasinya, teknologi ini harus dirancang agar mudah diterapkan dan dilengkapi dengan indikator yang jelas untuk mengukur keberhasilannya.
Selain itu, ditekankan pula pentingnya studi longitudinal untuk mengidentifikasi dan memahami dampak jangka panjang dari neuroteknologi implan. Berbagai masukan tambahan juga disampaikan guna mendukung penyempurnaan dokumen UNESCO.
Reporter : Ardhini Nugrahaeni, M.KM
Editor : Alvira Rahmasari, S.H.G.