Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran (Center for Bioethics and Medical Humanities) UGM sukses menyelenggarakan Program Visiting Professor pada 12-14 November 2024. Program ini menghadirkan Prof. Angus Dawson dari National University of Singapore (NUS) sebagai pembicara utama. Rangkaian acara berlangsung secara hybrid, yakni secara luring di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM dan daring melalui Zoom Meeting.
Kegiatan ini diawali pada 12 November 2024 dengan workshop bertajuk “Join Manuscript and Research/Project on Public Health Ethics”. Workshop tersebut bertujuan memperkuat kolaborasi riset terkait etika kesehatan masyarakat. Di hari berikutnya, dilaksanakan diskusi santai saat makan siang (lunch discussion) yang membahas bioetika dan edukasi humaniora. Selain itu, diselenggarakan kegiatan “Rabuan”, sebuah seminar rutin yang membahas topik kesehatan masyarakat. Rangkaian kegiatan ini semakin menarik dengan sesi pertukaran pengalaman (“exchange works/experience”) yang mempertemukan berbagai pandangan dari peserta yang hadir.
Acara puncak berlangsung pada 14 November 2024, yaitu Guest Lecture oleh Prof. Angus Dawson. Sesi ini menjadi yang paling dinantikan oleh peserta. Tidak hanya dihadiri mahasiswa, tetapi juga akademisi dan praktisi turut serta dalam sesi ini. Prof. Angus membawakan topik “The Importance of Public Health” yang mengupas konsep, nilai, dan dampak kesehatan masyarakat. Dalam presentasinya, Prof. Angus menjelaskan perbedaan mendasar antara kesehatan masyarakat dan perawatan klinis. Jika perawatan klinis berfokus pada pasien secara individual, maka kesehatan masyarakat berorientasi pada komunitas, sosial, dan budaya, dengan tujuan melindungi serta meningkatkan kesehatan dalam skala yang lebih luas.
Beberapa poin penting dari presentasi tersebut antara lain pemahaman bahwa kesehatan masyarakat tidak hanya soal pengobatan individu, melainkan juga pengelolaan risiko kesehatan dalam konteks komunitas. Dimensi etis dalam kesehatan masyarakat turut ditekankan, mengingat keputusan di bidang ini sering kali melibatkan dilema moral. Sebagai contoh, kebijakan karantina dalam menangani penyakit menular perlu mempertimbangkan keseimbangan antara kebebasan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, prinsip keadilan sosial dan keadilan dalam akses layanan kesehatan menjadi elemen penting dalam pengambilan keputusan.
Guest Lecture ini berperan penting dalam mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Di antaranya, SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan) materi tentang pasien, perawatan, dan konteks sosial, komunitas, serta budaya dalam konsep kesehatan masyarakat. Selanjutnya, SDG 10 (Pengurangan Kesenjangan) dalam konteks “societal, community, cultural context” terkait dengan upaya mengurangi ketidaksetaraan dalam akses dan hasil layanan kesehatan. Terakhir, SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh) berkaitan dengan konsep “autonomi dan kerahasiaan” pasien dengan perlindungan data pribadi dan hak asasi manusia dalam perawatan kesehatan.
Sesi diskusi yang interaktif menjadi daya tarik utama dalam guest lecture ini. Para peserta, baik dari kalangan mahasiswa, akademisi, hingga praktisi, aktif bertanya dan berbagi pandangan. Beberapa peserta mengapresiasi pembahasan yang relevan dan mendalam. Salah satu peserta mengungkapkan, “Guest lecture ini telah memperluas perspektif saya tentang bagaimana kesehatan masyarakat memerlukan pengetahuan medis sekaligus pertimbangan etis dan keterampilan pembuatan kebijakan. Ini adalah bidang di mana ilmu pengetahuan bertemu dengan masyarakat.”
Melalui rangkaian kegiatan ini, Pusat Bioetika dan Humaniora Kedokteran UGM semakin menegaskan perannya dalam mendorong diskusi etis terkait isu-isu kesehatan masyarakat. Program ini menghubungkan ranah akademis, praktik lapangan, dan kebijakan secara harmonis. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi riset serta meningkatkan pemahaman publik tentang pentingnya kesehatan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan.
Reporter : Alvira Rahmasari, S.H.G.
Editor : Rafi Khairuna Wibisono, S.Kom.