CBMH UGM/Nabila Puspakesuma. Pandemi COVID-19 memaksa masyarakat dan profesi kesehatan di seluruh dunia untuk berhadapan dengan situasi yang tidak dapat diprediksi. Hal ini membuat kita mengalami kesulitan dalam membuat keputusan dan mengakibatkan tumbuhnya tekanan dalam bekerja. Lebih jauh lagi, pandemi ini juga disertai dengan infodemi atau luapan informasi yang di dalamnya informasi akurat dan tidak akurat bercampur sehingga sulit mendapatkan sumber yang dapat dipercaya ketika dibutuhkan.
Dalam sesi Raboan Online kali ini bersama Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, PhD, pandemi dan infodemi atau informasi simpang-siur yang beredar di masyarakat sangat berdampak pada psikologis, perilaku dan sikap dari masyarakat. Pada mahasiswa misalnya, media sosial yang biasanya menjadi salah satu media coping mechanism justru menjadi sumber stress tambahan baru karena social media fatigue dari luapan informasi. Dalam sebuah studi yang dilakukan di Tiongkok, banyak di antara masyarakat Tionghoa yang menunjukkan kondisi stress, kecemasan, dan depresi akibat pandemi. Tak hanya masyarakat umum dan di Tiongkok saja; di berbagai negara, professional kesehatan pun dilaporkan memiliki kecemasan akibat keterbatasan APD, beban kerja yang berat, sampai dengan meningkatnya kematian pasien dan rekan sejawat yang disebabkan oleh pandemic COVID-19. Timbul pula berbagai macam pertanyaan bernuansa etik dari peristiwa pandemi dan infodemi ini yang harus kita pertimbangkan dan jawab bersama.
Simak video lengkapnya, dan akses materi di link berikut.