Center for Bioethics and Medical Humanities Universitas Gadjah Mada (CBMH UGM) kembali mengadakan acara rutin Raboan, kali ini dengan tema “Family Decision Making”. Acara yang diselenggarakan melalui Zoom pada hari Rabu, 8 Oktober 2024, menghadirkan dr. Lintang Sagoro yang merupakan mahasiswa S2 Harvard Medical School sebagai pembicara utama. Webinar ini diikuti oleh mahasiswa, akademisi, serta praktisi kesehatan yang tertarik pada isu etika dan kebijakan medis.
dr. Lintang membuka diskusi dengan menggarisbawahi pentingnya peran keluarga dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan pasien dengan penyakit berat. “Keputusan medis bukan hanya tentang terapi yang akan diberikan, tetapi juga tentang bagaimana menjaga kualitas hidup pasien, baik dari sisi fisik maupun emosional,” ujarnya. dr. Lintang menekankan bahwa komunikasi yang jujur dan transparan antara pasien, keluarga, dan tenaga medis sangat penting dalam menjaga kesejahteraan pasien, terutama dalam konteks perawatan paliatif.
Dalam sesi pertama, dr. Lintang membahas pentingnya bioethical principles dalam pengambilan keputusan medis, yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Konsep respect, beneficience, dan justice yang mengedepankan penghormatan terhadap semua bentuk kehidupan, termasuk manusia, hewan, dan lingkungan, menjadi dasar yang perlu diperhatikan dalam setiap keputusan medis. “Prinsip otonomi pasien harus seimbang dengan tanggung jawab keluarga, dan kita perlu memastikan bahwa keputusan yang diambil tetap memperhatikan nilai-nilai luhur yang mendasari bioetika,” jelasnya.
Selain itu, diskusi melanjutkan topik mengenai perawatan paliatif, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit berat. dr. Lintang menjelaskan bahwa perawatan paliatif bukan untuk menggantikan perawatan kuratif, melainkan sebagai tambahan yang berfokus pada kenyamanan pasien, serta dukungan emosional dan spiritual bagi pasien dan keluarga.
Isu terkait tantangan komunikasi antara keluarga dan pasien juga menjadi sorotan penting dalam webinar ini. dr. Lintang mengungkapkan bahwa seringkali keluarga menghadapi dilema dalam memberitahukan kondisi kesehatan pasien yang sedang sakit parah, karena mereka berusaha melindungi pasien dari stres yang mungkin timbul akibat informasi yang tidak menyenangkan. “Penting bagi tenaga medis untuk membantu keluarga dalam menyampaikan informasi secara hati-hati dan penuh empati, agar proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Webinar ini juga menyoroti perbedaan budaya dalam pengambilan keputusan medis antara Indonesia dan negara-negara Barat. Di Indonesia, keputusan medis cenderung lebih melibatkan keluarga besar, sementara di negara seperti Amerika Serikat, otonomi pasien lebih dominan dalam menentukan perawatan mereka. Perbedaan ini menunjukkan pentingnya pemahaman terhadap konteks budaya dalam praktik medis.
Pembahasan topik kali ini relevan dengan SDG 3 tentang Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, yang menekankan pentingnya perawatan kesehatan berkualitas dan inklusif. Pengambilan keputusan berbasis keluarga dan komunikasi yang jujur dalam perawatan pasien dengan penyakit berat mendukung upaya mencapai akses yang lebih baik terhadap perawatan paliatif yang holistik. Hal ini juga berkontribusi pada pengurangan ketidaksetaraan dalam perawatan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan pasien dan keluarga dalam menghadapi kondisi berat.
Di akhir acara, Dr. Lintang mengajak peserta untuk lebih memahami pentingnya dukungan emosional bagi keluarga yang merawat pasien dengan penyakit berat, serta pentingnya memperkenalkan perawatan paliatif sebagai bagian integral dari sistem perawatan kesehatan. “Dukungan untuk caregiver sangat penting, karena mereka tidak hanya merawat fisik pasien, tetapi juga menghadapi tantangan emosional yang besar,” tuturnya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara selanjutnyasilakan kunjungi situs resmi CBMH UGM
E-mail : cbmhfkugm@ugm.ac.id
Youtube : CBMH UGM
Instagram : cbmh_ugm
Reporter : Alvira Rahmasari, S.H.G.
Editor : Rafi Khairuna Wibisono, S.Kom.