• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH)
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Visi & Misi
    • Sejarah
    • Staf dan Afiliasi
      • Pimpinan
      • SDM
      • Kolaborator Nasional
      • Kolaborator Internasional
  • Berita & Acara
    • Acara Mendatang
  • Briefings & Publikasi
    • Journal Article
    • Book Chapter
    • Teaching Module
    • Project Report
    • Others
  • Riset & Projek
  • Pendidikan & Kursus
    • Magister Bioetika
    • Kursus
  • Bioethics Teacher
  • Kegiatan
    • Program Rutin
    • Konsultasi Klinis
  • IBHC 2024
  • UNESCO Chair on Bioethics
  • Karir
  • Beranda
  • Artikel Terbaru
  • Siapa Sebenarnya yang Punya Keputusan atas Tubuh Kita? Raboan Bahas “Otonomi Keluarga” dalam Keputusan Medis Saat Pandemi

Siapa Sebenarnya yang Punya Keputusan atas Tubuh Kita? Raboan Bahas “Otonomi Keluarga” dalam Keputusan Medis Saat Pandemi

  • Artikel Terbaru, Berita SDGs, Raboan
  • 10 June 2025, 13.34
  • Oleh: cbmhfkugm
  • 0

Yogyakarta, 4 Juni 2025 – Diskusi mingguan Raboan Research and Perspective Sharing kembali digelar pada Rabu (4/6) dengan topik yang dekat dengan realita masyarakat saat pandemi. Kali ini, Nathan Agwin Khenda, Ftr., M. Bio.Et., hadir sebagai narasumber membawakan topik “Persepsi Tenaga Kesehatan Mengenai Otonomi Kekerabatan dalam Pengambilan Keputusan Tindakan Medis oleh Pasien Saat Pandemi COVID-19.”


Dalam pemaparannya, Khenda menjelaskan bahwa selama pandemi, banyak pasien tidak bisa mengambil keputusan sendiri soal tindakan medis, baik karena sakit berat, kurang informasi, atau situasi darurat. Akhirnya, keputusan sering diambil oleh keluarga, tokoh masyarakat, atau bahkan langsung oleh tenaga medis.

Menurut Khenda, ini tidak lepas dari budaya komunal yang kuat di Indonesia, di mana keputusan penting biasanya dibahas bersama keluarga. Hal ini dikenal sebagai “otonomi kekerabatan”, yaitu keputusan medis yang tidak hanya diambil oleh pasien, tetapi juga melibatkan orang-orang terdekat.

Ia juga menyoroti pengalaman tenaga kesehatan di dua rumah sakit dengan tipe pasien yang berbeda. Hasilnya, banyak faktor yang memengaruhi proses pengambilan keputusan, seperti nilai-nilai budaya, kedekatan keluarga, hingga situasi darurat. Dalam kondisi normal, edukasi pasien dan keluarga menjadi langkah penting sebelum tindakan medis dilakukan. Tapi saat kondisi gawat, dokter harus segera bertindak demi menyelamatkan nyawa.


“Dalam kondisi krisis, prinsip utama yang dipegang tenaga kesehatan adalah beneficence atau mengutamakan kebaikan pasien, serta minus mallum yaitu memilih tindakan yang paling minim risikonya,” ujar Khenda.

Diskusi ini juga punya kaitan dengan upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 3 (Kesehatan yang Baik) dan poin 16 (Keadilan dan Institusi yang Tangguh). Artinya, sistem kesehatan ideal itu bukan cuma soal fasilitas, tapi juga soal menghormati nilai budaya dan hak setiap orang, baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga.

Raboan kali ini mengajak kita merenungkan ulang: dalam situasi genting, siapa sebenarnya yang punya keputusan atas tubuh kita? Dan bagaimana budaya, keluarga, dan etika saling memengaruhi jawabannya?

Reporter : Ardhini Nugrahaeni, M.K.M.
Editor : Alvira Rahmasari, S.H.G.

Tags: covid-19 keluarga Otonomi Pandemi SDGs 16 SDGs 3

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Berita lainnya

  • kuliah tamu harvard center for bioethics ke UGM CBMH UGM dan Departemen Psikiatri UGM Gelar Kuliah Tamu dan Diskusi Bersama Harvard Medical School: Menelisik Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan Psikiatri dan Kesehatan Mental
    July 7, 2025
  • Ratusan Suku, Ratusan Nilai: Menggali Bioetika Asli Indonesia
    July 1, 2025
  • HELP COURSE BIOETIKA HUMANIORA MEDICAL ETHICS HELP Batch 7 – 2nd Series: Meneguhkan Etika Medis dalam Praktik Kesehatan Indonesia
    June 30, 2025
  • Saatnya BPJS Lebih Adil: Menyoroti Ketimpangan dan Mencari Solusi
    June 19, 2025
  • “Tayang Dulu, Dipecat Kemudian?” Belajar dari Kasus Medsos Nakes: Etika, Reputasi, dan Marketing Rumah Sakit
    June 16, 2025
Universitas Gadjah Mada

Gedung Penelitian dan Pengembangan FKKMK UGM Lt. 1 Sayap Utara

0274 547489
cbmhfkugm@ugm.ac.id

© Center for Bioethics and Medical Humanities Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju