Yogyakarta, 2 Oktober 2024 – Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) kembali menyelenggarakan webinar RABOAN bertajuk “Ethics and Moral Dilemma: Approaches For Solving Ethical Dilemmas”. Acara ini menghadirkan Dr. Johanes Haryatmoko, SJ., pakar etika sosial, sebagai narasumber utama, dengan Prof. Syafaatun Almirzanah, M.A., M.Th., Ph.D., D.Min. sebagai moderator.
Webinar ini membahas pendekatan etis dalam mengatasi dilema moral, terutama di bidang kesehatan, dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti deontologi, utilitarianisme, proporsionalisme, dan komunitarianisme. Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya refleksi mendalam dalam pengambilan keputusan yang etis dan adil, sebuah prinsip yang selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 3 mengenai kehidupan sehat dan kesejahteraan serta Sustainable Development Goals (SDGs) 16 mengenai perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh.
Dr. Johanes Haryatmoko menyoroti bahwa “yang legal belum tentu moral.” Keputusan etis, terutama di ranah medis, tidak cukup jika hanya berdasarkan hukum formal, tetapi juga memerlukan analisis mendalam terhadap konteks sosial dan budaya.
Salah satu contoh yang diangkat adalah kasus seorang ibu yang menolak aborsi meski mendapat tekanan kuat dari keluarga. Menurut Dr. Haryatmoko, keputusan tersebut menegaskan pentingnya menghormati otonomi individu sembari tetap mempertimbangkan nilai-nilai kolektif.
Prof. Syafaatun menambahkan bahwa sering kali dilema moral bermula dari kurangnya komunikasi yang efektif. “Sebelum menjadi dilema etika, masalah utamanya adalah komunikasi yang terhambat,” ujarnya. Ia menekankan perlunya dialog terbuka dan inklusif antara tenaga medis dan pasien, yang sejalan dengan upaya SDGs untuk mendorong perdamaian dan keadilan melalui komunikasi yang baik.
Diskusi juga menyoroti dilema etis dalam praktik medis di Indonesia, seperti prosedur preeklampsia, aborsi, dan vasectomy yang kerap bertentangan dengan nilai-nilai agama. Webinar ini menekankan pentingnya pendekatan berbasis nilai lokal dalam merumuskan solusi etis yang manusiawi, sejalan dengan upaya global untuk memastikan akses kesehatan yang adil dan bermartabat.
Sebagai penutup, Dr. Haryatmoko mengingatkan bahwa diskursus yang terbuka dan refleksi mendalam adalah kunci untuk menghadapi dilema moral. “Etika sosial membutuhkan jembatan berupa nilai dan kompetensi untuk menghubungkan visi dengan tindakan,” katanya.
Webinar ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagi kalangan mulai dari tenaga medis, akademisi, dan mahasiswa yang aktif mengajukan pertanyaan seputar dilema etis dalam praktik medis. Buku Dr. Haryatmoko yang membahas lebih jauh tentang etika sosial juga menarik perhatian besar dari para peserta.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara selanjutnya silahkan kunjungi situs resmi CBMH UGM
E-mail : cbmhfkugm@ugm.ac.id
Youtube : CBMH UGM
Instagram : cbmh_ugm
Reporter : Rafi Khairuna Wibisono, S.Kom.
Editor : Alvira Rahmasari, S.H.G.