
Yogyakarta, 12 Februari 2025 – Dalam rangkaian kegiatan Raboan: Research and Perspective Sharing, telah diselenggarakan diskusi bertajuk “Konsep Perintah Do Not Resuscitate (DNR) pada Pasien Terminal Bersama DPJP”. Acara ini menghadirkan dr. Lucia Pudyastuti Retraningtyas, SpA., M.Bio.Et, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya, sebagai pembicara Utama. Diskusi ini dimoderatori oleh drg. Agnes Bhakti Pratiwi, MPH,Ph.D dari Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran , Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK ) UGM serta UNESCO Chairs on Bioethics UGM.
Webinar ini menyoroti berbagai pandangan terhadap perintah DNR pada pasien terminal. DNR merupakan keputusan medis yang diambil oleh tim dokter setelah berkonsultasi dengan tim dokter yang ditunjuk oleh Komite Medik atau Komite Etik. Dalam pengambilan keputusan DNR dianjurkan melibatkan pasien dan keluarganya. Proses komunikasi antara pasien, keluarga, dan penyedia layanan kesehatan yang bertujuan untuk mengidentifkasi nilai-nilai, preferensi, dan keputusan perawatan medis yang penting bagi pasien. dr. Lucia menegaskan perintah DNR harus didokumentasikan dengan jelas dan tercatat dalam catatan medis pasien.

Salah satu poin penting yang dibahas yaitu pentingnya penghormatan atas martabat pasien dalam perawatan akhir. Terdapat perbedaan sikap dokter terhadap perintah DNR yaitu setuju dan tidak setuju. Alasan setuju meliputi mengurangi penderitaan pasien, agar pasien meninggal dengan tenang, adanya motivasi mengurangi beban keluarga, adanya motivasi untuk memudahkan pekerjaan tenaga medis lain, adanya pertimbangan agama partisipan, dan pertimbangan aspek legal DNR. Alasan tidak setuju meliputi menghindari prasangka keluarga, keyakinan bahwa dokter merawat harus sampai semaksimal mungkin, dan karena tidak ingin membuat keluarga khawatir.
DNR juga dikaitkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs No. 3: Good Health and Well-Being, yang menekankan pentingnya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas, termasuk perawatan paliatif serta hak pasien dalam menentukan perawatan di akhir hayat, serta SDGs No. 10: Reduced Inequalities, yang menegaskan bahwa setiap pasien berhak membuat keputusan medis tanpa tekanan atau diskriminasi, termasuk dalam hal penerapan perintah DNR.
Diskusi Raboan kali ini kembali menegaskan bahwa pendekatan bioetika dalam penerapan perintah DNR merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan keperawatan pada akhir hayat. Dengan adanya komunikasi yang baik antara dokter, pasien, dan keluarga, diharapkan keputusan medis dapat diambil secara etis dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Reporter : Ardhini Nugrahaeni,M.K.M
Editor : Alvira Rahmasari, S.H.G.