Pada hari ini (Rabu,15 Mei 2024), Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada menggelar hari pertama kursus bioetika dengan fokus yang mendalam pada Aspek Etika Klinis Selama dan Akhir Kehidupan. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tenaga kesehatan dan akademisi yang tertarik untuk memperdalam pemahaman mereka tentang isu-isu etika dalam praktik medis. Kursus kali ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana mempertahankan martabat manusia dalam berbagai situasi, baik selama kehidupan dan menjelang kematian.
(Foto: Prof Christantie memaparkan mengenai human dignity)
Kursus hari pertama dibuka dengan pemaparan yang kuat tentang “Preserving Human Dignity: During Life and Dying” oleh Prof. Dr. Christantie Effendy, S.Kp, M.Kes. Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan dengan konsep-konsep kunci yang terkait dengan menjaga martabat manusia dalam segala kondisi, termasuk saat menghadapi proses akhir kehidupan. Penekanan diberikan pada pentingnya sikap empati dan penghormatan terhadap kehendak pasien. Sesi berikutnya dipimpin oleh Prof. dr. Moh. Hakimi, Sp.OG(K), Ph.D, yang membahas proses pengambilan keputusan dalam konteks etika klinis. Para peserta diberikan wawasan mendalam tentang bagaimana memutuskan tindakan terbaik yang mempertimbangkan nilai-nilai etis dan kepentingan pasien. Diskusi yang hidup dan studi kasus membantu para peserta memahami kompleksitas dalam pengambilan keputusan medis.
(Foto: Diskusi mengenai cultural competence bersama Dr. Dra. Retna Siwi, MA)
Pentingnya kompetensi budaya dalam pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi fokus sesi kedua. Para peserta diajak untuk memahami betapa pentingnya memahami dan menghargai perbedaan budaya dalam praktik medis. Hal ini dianggap sebagai langkah krusial dalam memastikan pelayanan kesehatan yang sensitif dan efektif bagi beragam masyarakat Indonesia. Acara tersebut ditutup dengan sesi tentang “Truth Telling and Withholding Information” yang dipimpin oleh Dr. dr. Nurnaningsih, Sp.A(K). Diskusi ini mengulas dilema etis seputar memberikan informasi kepada pasien, termasuk kapan harus memberitahu kebenaran dan kapan informasi dapat ditahan. Para peserta diberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana menavigasi situasi yang kompleks ini dengan kepekaan dan integritas. Dengan demikian, acara kursus bioetika ini memberikan kontribusi yang berharga dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam menghadapi tantangan etis dalam pelayanan kesehatan seiringan dengan Sustainable Development Goals No.3 Health and Well Being dan No.16 Peace, Justice, and Strong Institution dalam membangun kapasitas institusi kesehatan. (Reporter/Astrid)